Kadang aku masih melakukan penyangkalan, ketika aku berkata pada diri sendiri, "aku sangat membencinya, aku menginginkan dia merasakan apa yang juga saya rasakan".
Namun dipikiran yang lain, "aku masih mencintainya, aku sangat menginginkan dia berada disisiku".
Sakit, terpuruk, kesepian tentunya.
Dimana, hampir dalam 2 tahun terakhir hari-hari selalu ditemani olehnya.
Masih sesekali melakukan penyangkalan dengan menyalahkan diri sendiri,
Apakah dulu, aku terlalu mengekangnya, sehingga dia berfikir untuk pergi?
Apakah aku terlalu ingin tau semua permasalahan hidupnya, sementara dia sendiri tidak suka ditanya tanya ?
Apakah karena aku pernah diam-diam mengganti foto profile BBMnya dengan foto kami berdua agar teman-temannya tahu bahwa kami bersama - sementara aku sendiri tidak pernah mengganti foto profile BBM dengan dia dan membiarkan teman-teman BBMku tahu bahwa kami bersama ?
Apakah karena aku tak memperkenalkan dia dengan semestinya, ketika dia berkunjung kerumah dengan teman-temannya ? dan aku hanya mengenalkannya sebagai teman.
Apakah ? apakah ? apakah......................................
penyangkalan - penyangkalan itu terus - terus dan terus datang.
satu persatu.
datang.
pergi.
kemudian datang lagi.
kemudian esok hari datang lagi :(.
tiba-tiba datang, ketika aku tak melakukan kegiatan apapun.
iya . jelas. ketika aku sendiri, dan kesepian itu datang.
Kadang dibarengi dengan air mata, kadang dengan amarah, dan lebih sering dengan perasaan sedih.
Hari demi hari tetap aku jalani lagi, sampai tertuanglah disini.
Hari dimana aku memikirkan hal hal ini,
Aku telah melihat, senyum kebahagiaan terpancar disenyumnya.
Dia sudah terbiasa tanpaku. Aku harus melepaskannya dengan ikhlas. Dengan lapang dada. Membiarkan kebahagiaan datang kepadanya.
Dan, aku harus dan bisa memulai kembali dan menoleh kedepan tentu tanpa ada dia lagi.
Lihatlah senyumnya untuk terakhir kali, dia sudah bahagia.
Pejamkan mata, kamu melihatnya lagi. Dia tersenyum...
Jangan menghalangi kebahagiaannya. Biarkan dia pergi.
Kalaupun tidak bisa dengan cepat, biarkan dia pergi pelan - pelan, ketika dia melihat kebelakang,saya akan berikan dia senyuman.
Saya akan berkata "Pergilah, aku sudah melepaskanmu dengan senyuman. Ini berat. Sangat berat. Tapi aku akan terbiasa".
Aku tak sabar menanti waktu ketika kami berjumpa kembali, aku membayangkan akan tersenyum kepadanya.
Tersenyum melihat kebahagiaan terpancar dari wajahnya dan bergandengan tangan dengan seseorang yang sangat ia cintai disebelahnya, seseorang yang menemani ketika ia makan, merawatnya dengan baik ketika ia sakit, berada disisinya ketika ia membutuhkan pelukan hangat, ada ketika ia terjatuh dan membantunya terbangun kembali dengan cinta yang tulus.
Tentu, aku harus tersenyum melihat itu bukan ? :)
Aku mencitaimu, berat memang dan aku melepaskanmu untuk melihatmu bahagia.
30 agustus 2017