Monday, September 25, 2017

Saya capek. Move on itu melelahkan.

Beberapa waktu lalu, saya mengadu kepada sahabat saya.
"Aku capek move on."
Pulang kerja, seharian depan layar, setelah pulang kantor masih nyempetin buat olahraga di fitclub 1-2 jam. Pulang dari fitclub pun lelah sangaaattt.

"Aku capek. capek capeekkkk." Keluhku...
"Gpp, move on mu kearah positif kok. Kan endorfin bertambah sewaktu kamu berolahraga dan berkeringat. Daripada pulang sampe rumah suntuk, malah stalking yg gak gak", katanya.

Iya, aku butuh pengalihan dari "patah hati" yang berkepanjangan ini. Memang, semua ini pasti berlalu. Tapi, cara yang ditempuh, dilalui adalah kuntji. Apakah, dilalui dengan dikelilingi energi negatif setiap hari, atau dengan menambah energi positif setiap hari ?

Iya, setiap hari masih selalu mengeluhkan hal yang sama. Move on aja susah bener, capekkkk makkkkkk...
Setidaknya aku mendapatkam energi positif dari orang2 disekitar.

Terimakasih, kamu memberikanku kesempatan untuk memikirkan diri saya sendiri saat ini :)
Aku masih belajar ikhlas.
Susah dan melelahkan.

Wednesday, August 30, 2017

Penyangkalan.


Kadang aku masih melakukan penyangkalan, ketika aku berkata pada diri sendiri, "aku sangat membencinya, aku menginginkan dia merasakan apa yang juga saya rasakan".
Namun dipikiran yang lain, "aku masih mencintainya, aku sangat menginginkan dia berada disisiku".

Sakit, terpuruk, kesepian tentunya.
Dimana, hampir dalam 2 tahun terakhir hari-hari selalu ditemani olehnya.

Masih sesekali melakukan penyangkalan dengan menyalahkan diri sendiri,
Apakah dulu, aku terlalu mengekangnya, sehingga dia berfikir untuk pergi?
Apakah aku terlalu ingin tau semua permasalahan hidupnya, sementara dia sendiri tidak suka ditanya tanya ?
Apakah karena aku pernah diam-diam mengganti foto profile BBMnya dengan foto kami berdua agar teman-temannya tahu bahwa kami bersama - sementara aku sendiri tidak pernah mengganti foto profile BBM dengan dia dan membiarkan teman-teman BBMku tahu bahwa kami bersama ?
Apakah karena aku tak memperkenalkan dia dengan semestinya, ketika dia berkunjung kerumah dengan teman-temannya  ? dan aku hanya mengenalkannya sebagai teman.
Apakah ? apakah ? apakah......................................

penyangkalan - penyangkalan itu terus - terus dan terus datang.
satu persatu.
datang.
pergi.
kemudian datang lagi.
kemudian esok hari datang lagi :(.
tiba-tiba datang, ketika aku tak melakukan kegiatan apapun.
iya . jelas. ketika aku sendiri, dan kesepian itu datang.
Kadang dibarengi dengan air mata, kadang dengan amarah, dan lebih sering dengan perasaan sedih.

Hari demi hari tetap aku jalani lagi, sampai tertuanglah disini.
Hari dimana aku memikirkan hal hal ini,

Aku telah melihat, senyum kebahagiaan terpancar disenyumnya.
Dia sudah terbiasa tanpaku. Aku harus melepaskannya dengan ikhlas. Dengan lapang dada. Membiarkan kebahagiaan datang kepadanya.
Dan, aku harus dan bisa memulai kembali dan menoleh kedepan tentu tanpa ada dia lagi.

Lihatlah senyumnya untuk terakhir kali, dia sudah bahagia.
Pejamkan mata, kamu melihatnya lagi. Dia tersenyum...
Jangan menghalangi kebahagiaannya. Biarkan dia pergi.
Kalaupun tidak bisa dengan cepat, biarkan dia pergi pelan - pelan, ketika dia melihat kebelakang,saya akan berikan dia senyuman.
Saya akan berkata "Pergilah, aku sudah melepaskanmu dengan senyuman. Ini berat. Sangat berat. Tapi aku akan terbiasa".

Aku tak sabar menanti waktu ketika kami berjumpa kembali, aku membayangkan akan tersenyum kepadanya.
Tersenyum melihat kebahagiaan terpancar dari wajahnya dan bergandengan tangan dengan seseorang yang sangat ia cintai disebelahnya, seseorang yang menemani ketika ia makan, merawatnya dengan baik ketika ia sakit, berada disisinya ketika ia membutuhkan pelukan hangat, ada ketika ia terjatuh dan membantunya terbangun kembali dengan cinta yang tulus. 

Tentu, aku harus tersenyum melihat itu bukan ?  :)

Aku mencitaimu, berat memang dan aku melepaskanmu untuk melihatmu bahagia.

30 agustus 2017

Thursday, August 10, 2017

Sometimes

I am still in pain, when i see your pictures, our pictures, our memories.

Even we have memories which full of fighting, but we have a lot of sweet memory too.


Kadang, aku masih melihat gambaranmu, ketika kamu menyisir rambut yang masih basah,
ketika kamu memencet hidungku di depan kaca,
ketika kamu mengoleskan lotion di kaki, terutama dibagian mata kaki,
caramu mengikat tali sepatu, caramu menghembuskan asap rokok berlawanan dari tempatku duduk,
caramu berbicara,

Tukah kamu, aku senang melihatmu ketika kamu berbicara, bercerita,
ketika kamu berbaring, aku senang melihat wajahmua, menyentuh bibirmu, alismu,
aku benar benar merindukan semua hal-hal kecil tentangmu,

Aku tau, kita sudah berpisah.
( tak mungkin bertemu lagi (?) )
Tapi selama ini, tak pernah sehari pun terlewat tanpa namamu disebut diingatanku.
Aku menjalankan hari tanpak biasa, namun kamu selalu singgah,
entah saat bangun, saat berangkat, dijalan, makan, saat berolahraga, ataupun sebelum tidur.
Selalu ada kamu, selalu.
Terkadang aku masih memanggil namamu sesaat sebelum tidur, dan juga masih sering singgah di mimpiku.
Namun, ketika hal itu terjadi, pagi hari akan terasa berat. Aku menyesal telah terbangun.
Karena hanya disitulah aku bisa bertemu denganmu secara langsung.
Aku dapat melepas kerinduan yang berhari hari lamanya tepat dihadapanmu.

Entah, kapan kamu membaca tulisan ini,
kapanpun, berkali kali aku ingin menulis ini, tapi belum sanggup.
Akhirnya aku memberanikan diri lagi, menulis hal hal tentangmu.
Karena ketika aku mengingat hal hal detail tentangmu, akan membuatku meneteskan air mata,
seperti yang kulakukan hari ini.
Sambil tersenyum aku mengingat hal-hal manis tentang kita, tentang mu.

Sampai jumpa lagi, kenangan.
Pasti akan disambung lagi, sampai aku benar benar terbiasa.

Friday, August 4, 2017

Masih Pagi

Seringkali terbangun dengan masalalu,

Pertemuan pertama kami tidaklah begitu manis, dan tak seistimewa coklat silverqueen yang selalu diberikan ketika berkencan. Masih biasa.
Dua orang asing yang sengaja janjian untuk bertemu dengan tujuan menonton jurasic world.
Perkenalan langsung kami dimulai dengan obrolan kecil di stand es krim pot - yang rasanya biasa aja, beli karna kemakan iklan kekinian. haha -
Dari mana ?
Masih kuliah ?
Angkatan berapa ? ehee... ternyata brondong...
Udah mau jam 7, yuk berangkat ke XXI. Ngeng.......
Malam diakhiri dengan santapan gudeg pawon antrian panjang dan terkenal itu.
Kami, mengobrol dengan santai...
Seminggu kemudian, dua orang asing ini bertemu kembali.
Coklat. Lagi-lagi saya diberikan coklat.
Ngeng... berangkatlah untuk menonton minions. Kali pertama mendengar dia tertawa lepas (Amplaz 21).
Masih biasa...
Malampun diakhiri dengan santap malam di kampung kuliner pringwulung.
Masih biasa...
"Kak" panggilan yang saling kita ucapkan kala itu..

Hampir 1,5 tahun berlalu, kita baik baik saja,
Sampai akhirnya, terpisah karena saya pulang kampung,
Jarak demi jarak semakin terlihat, beda ini, beda itu,
tapi, saya rasa itu tak masalah... iya, hanya satu pihak yang tak berkeberatan.
Disitulah masalah dimulai.

Aku pernah mengingat, kamu berkata,
"Nanti, suatu saat, siapapun yang datang dihidupku setelah kamu,
aku akan serius, berkomitmen." Katamu, dan aku mengiyakan.

Aku sering berkata, jangan cepat melupakan aku ya, sambil bercanda. Tapi sedih juga..

Akhirnya.... kamu bertemu dengan dia.
Dia
yang kamu ceritakan kisahnya ketika nanti aku melepasmu.
Dia
yang sudah kamu pikirkan ketika nanti aku pergi.
Dia
yang akhirnya datang,lebih cepat dan kamu merealisasikan cerita
yang kamu ceritakan padaku
kemudian akhirnya melengkapi kisah itu.

Kamu dan dia, akhirnya bersatu.


Aku ?
Masih berdiri disini,
kadang masih menerka nerka,
kadang berusaha menerima semua ini,
kadang, aku masih seperti dulu,
seperti yang kamu tahu.

Monday, May 29, 2017

Untuk Seseorang

Did you know ?
- i still missing you ? - wed, july 19, 2017. 22.25.

- now i know, you just fallin in love with her. - wed, Augst 230, 2017. 17.07